Komoditas Kelapa Sawit atau CPO Indonesia dan Turunannya akan Diprioritaskan untuk Penggunaan di Dalam Negeri

Avatar photo

- Pewarta

Senin, 2 September 2024 - 14:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono. (Dok. kemendag.go.id)

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono. (Dok. kemendag.go.id)

24JAMNEWS.COM – Indonesia akan memaksimalkan komoditas kelapa sawit atau CPO dan turunannya untuk penggunaan di dalam negeri.

Apabila Uni Eropa tidak lagi mau menerima ekspor dari Tanah Air, terkait dengan kebijakan regulasi deforestasi Uni Eropa (EUDR)

EUDR membatasi sejumlah komoditas ekspor asal Tanah Air karena alasan deforestasi yang dilakukan oleh Indonesia.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan hal tersebut dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (29/8/2024).

“Kita enggak usah khawatir, karena Pak Prabowo (Presiden terpilih) akan bikin dari B20 (biodisel).”

“Sekarang B35, B35 naik B40, B40 naik B60, selesai. Jadi, terima kasih kalau Barat (Eropa) itu enggak beli nantinya,” kata Zulkifli.

Zulkifli mengatakan Indonesia akan membutuhkan banyak stok kelapa sawit untuk membuat biodiesel dan bahan bakar alternatif lainnya, seperti bioavtur.

“Sebentar lagi kita akan investasi untuk pesawat, avtur. Jadi justru kita sekarang akan perlu banyak dari CPO itu,” ucapnya.

Komoditas Kelapa Sawit Indonesia akan Diprioritaskan untuk Pasar Dalam Negeri

Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan Internasional Kemendag Bara Krishna Hasibuan mengatakan prospek komoditas kelapa sawit ke depan.

Menurutnya komoditas kelapa sawit ke depan akan diprioritaskan untuk pasar dalam negeri, dibandingkan untuk ekspor.

Baca Juga:

Transisi Energi Bisa Hemat Subsidi Rp45 Triliun hingga Rp90 Triiun, Begini Penjelasan Luhut Pandjaitan

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Jajaran Pegurus LDII Diminta Presiden Jokowi untuk Temui Presiden Terpilih Prabowo Subianto

Artis Bunga Zainal Rugi hingga Rp15 Milyar Akibat Kasus Investasi Bodong, Polisi Periksa hingga 8 Jam

“Prioritasnya adalah kepada pasar dalam negeri, yaitu untuk pengembangan biodiesel tersebut ya. Tapi kita tetap akan ekspor,” ujar Bara.

Bara menyampaikan, sampai saat ini permintaan kelapa sawit di dunia masih besar apalagi Indonesia adalah produsen CPO terbesar untuk pasar global.

Lebih lanjut, Bara menegaskan bahwa Indonesia tidak akan menghentikan ekspor kelapa sawit.

“Tidak akan dihentikan, tapi mungkin dikurangi. Karena nanti prioritasnya untuk memenuhi stock market,” kata Bara.

Tingkatkan Produktivitas Tanaman Sawit untuk Dukung Program Biodiesel B50

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas tanaman sawit untuk mendukung program biodiesel B50.

Guna memajukan industri biodiesel dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Sudaryono menyatakan peningkatan produktivitas CPO memerlukan pemilihan bibit sawit unggul dan berkualitas, serta penggunaan teknik perawatan dan data sensor yang baik.

Menurutnya, potensi biodiesel B50 di Indonesia sangat besar, mengingat 60 persen CPO yang beredar di pasar global berasal dari Indonesia.

Selain itu, kebutuhan pergeseran energi dari fosil ke energi terbarukan semakin mendesak.

Dalam konteks ini, CPO perlu dikonversi menjadi biodiesel untuk memenuhi kebutuhan energi yang lebih ramah lingkungan.

Dia menuturkan bahwa pemerintah Indonesia telah berhasil menerapkan B35, yaitu 35 persen dari biosolar yang digunakan berasal dari CPO.

Kini, targetnya adalah meningkatkan kandungan biodiesel menjadi B50.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infokumkm.com dan Harianinvestor.com

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Aktuil.com dan Adilmakmur.co.id

Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)

Atau hubungi langsung WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News.

Berita Terkait

Tak Sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Kadin Indonesia Investigasi Pelanggaran Munaslub
Menjadi Rp 29,37 Triliun, Kementerian Pertanian Dapat Tambahan Anggaran Sebesar 21,49 Triliun di 2025
Presiden Jokowi Ungkap Alasan Minta Menteri Tak Keluarkan Kebijakan Ekstrem Terkait Hajat Orang Banyak
Ini yang Dilaporkan Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Menkeu Thomas Djiwandono kepada Prabowo
CSA Index September 2024: Optimisme Pasar Terhadap IHSG Meningkat di Tengah Rekor Baru dan Penguatan Rupiah
Transisi Energi Bisa Hemat Subsidi Rp45 Triliun hingga Rp90 Triiun, Begini Penjelasan Luhut Pandjaitan
Realisasikan Target Investasi Rp2.000 Triliun, Kementerian Investasi Andalkan Integrasi 4 Pilar Utama
Salah Satunya Efisiensi APBN, Presiden Jokowi Beber 2 Alasan akan Lakukan Pembatasan BBM Bersubsidi
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Senin, 16 September 2024 - 09:28 WIB

Tak Sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Kadin Indonesia Investigasi Pelanggaran Munaslub

Jumat, 13 September 2024 - 20:26 WIB

Menjadi Rp 29,37 Triliun, Kementerian Pertanian Dapat Tambahan Anggaran Sebesar 21,49 Triliun di 2025

Jumat, 13 September 2024 - 17:28 WIB

Presiden Jokowi Ungkap Alasan Minta Menteri Tak Keluarkan Kebijakan Ekstrem Terkait Hajat Orang Banyak

Kamis, 5 September 2024 - 17:04 WIB

CSA Index September 2024: Optimisme Pasar Terhadap IHSG Meningkat di Tengah Rekor Baru dan Penguatan Rupiah

Rabu, 4 September 2024 - 09:44 WIB

Transisi Energi Bisa Hemat Subsidi Rp45 Triliun hingga Rp90 Triiun, Begini Penjelasan Luhut Pandjaitan

Senin, 2 September 2024 - 14:06 WIB

Komoditas Kelapa Sawit atau CPO Indonesia dan Turunannya akan Diprioritaskan untuk Penggunaan di Dalam Negeri

Kamis, 29 Agustus 2024 - 08:24 WIB

Realisasikan Target Investasi Rp2.000 Triliun, Kementerian Investasi Andalkan Integrasi 4 Pilar Utama

Rabu, 28 Agustus 2024 - 16:03 WIB

Salah Satunya Efisiensi APBN, Presiden Jokowi Beber 2 Alasan akan Lakukan Pembatasan BBM Bersubsidi

Berita Terbaru