JAKARTA – Para pejabat Taliban telah membantah penegasan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini bahwa China memegang kendali atas bekas pangkalan militer penting yang dioperasikan AS di Afghanistan.
Pangkalan Udara Bagram yang luas yang dimaksud itu terletak sekitar 44 kilometer di sebelah utara ibu kota nasional, Kabul.
Pangkalan ini menjadi komando sentral bagi kampanye militer pimpinan AS selama 20 tahun di negara tersebut hingga seluruh pasukan AS dan NATO ditarik mundur pada Agustus 2021 dan pemberontak Taliban merebut kembali kekuasaan.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Termasuk Franky Wijaya, Prabowo Subianto Kenalkan Konglomerat kepada Investor Global Ray Dalio
PT Sritex akan Dikelola Investor Baru, 2 Minggu ke Depan Karyawan Dapat Dipekerjakan Kembal
Berguna untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Hasil Penelitian Beberkan Mengenai Manfaat Berpuasa
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Mereka harus menahan diri dari mengeluarkan pernyataan emosional yang didasarkan pada informasi tidak berdasar,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kepada badan penyiaran pemerintah ketika dimintai tanggapan mengenai klaim Trump bahwa China sekarang ini mengendalikan pangkalan udara itu.
“Bagram dikontrol oleh rezim Emirat Islam (rezim Taliban), bukan China. Pasukan China tidak ada di sini, kami juga tidak punya perjanjian semacam itu dengan negara mana pun,” kata Mujahid dalam wawancara yang ditayangkan hari Sabtu malam.
“Kami meminta agar tim [penasihat] Trump menjelaskan kepadanya dan mengoreksi informasinya mengenai Afghanistan.”
Baca Juga:
DPP PDI Perjuangan Beri Penjelasan Terkait ‘Larangan Retret oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri
Trump merundingkan perjanjian penarikan pasukan dengan pemberontak Taliban pada Februari 2020 dalam masa jabatannya yang pertama. Namun, kesepakatan itu dilakukan di bawah Presiden Joe Biden.
Trump mengklaim dalam berbagai pidato kampanye pemilihannya bahwa Bagram berada di bawah kendali Tentara Pembebasan Rakyat China.
Dan ia menegaskannya kembali sebelum rapat Kabinetnya yang pertama pada Rabu lalu, dengan mengatakan Biden seharusnya mempertahankan kontrol atas bekas pangkalan AS itu.
Beijing telah meningkatkan kerja sama dengan Afghanistan yang dipimpin Taliban sejak kepergian pasukan AS tetapi membantah keras keberadaan militernya di negara itu.
Baca Juga:
Banyak Pertanyaan dan Keraguan yang Muncul Soal Danantara, Begini Respons Prabowo Subianto
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Prabowo Ingin Hasil Penghematan Anggaran Diinvestasikan ke Industri yang Ciptakan Lapangan Kerja
Indonesia Ajak Belanda untuk Dukung Berbagai Program Strategis, Termasuk Ketahanan Pangan dan Energi
“Kami akan keluar, tetapi kami akan mempertahankan Bagram, bukan karena Afghanistan tetapi karena China, karena letaknya persis satu jam dari tempat di mana China membuat rudal-rudal nuklirnya,” kata Trump dalam pidatonya hari Rabu.
“Dan tahukah Anda siapa yang mendudukinya sekarang? China. Biden yang menyerahkannya,” kata Trump.
Presiden AS itu mengkritik pemerintahan sebelumnya atas apa yang ia sebut sebagai penarikan militer “yang ditangani dengan buruk,” dengan mengatakan pasukan yang ditarik telah meninggalkan peralatan bernilai miliaran dolar.
Trump menyatakan bahwa Taliban menjual peralatan buatan AS, membuat Afghanistan menjadi “salah satu penjual terbesar” peralatan militer di dunia.
“Dapatkan Anda mempercayainya? Mereka menjual 777 ribu senapan, 70 ribu truk dan kendaraan berlapis baja – 70 ribu … Ini 70 ribu kendaraan yang kita miliki di sana, dan kita tinggalkan itu untuk mereka. Saya pikir kita harus mendapatkannya kembali,” kata Trump.
Trump berjanji untuk mengambil kembali peralatan militer dari Taliban jika Washington mengalokasikan “miliaran dolar” dalam bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan.
“Dan jika kita melakukan itu, saya pikir mereka harus mengembalikan peralatan kita.”
“Dan saya Beritahu Pete untuk mempelajari itu,” kata Trump, menunjuk pada Menteri Pertahanan Pete Hegseth yang duduk di sebelahnya.
Mujahid menanggapi klaim Trump pada hari Sabtu, menyatakan bahwa peralatan militer yang diberikan untuk bekas pemerintah di Kabul yang didukung AS dan kini menjadi milik Taliban sebagai “rampasan perang.”
Mujahid menambahkan bahwa Taliban menggunakan peralatan untuk membela Afghanistan dan akan digunakan untuk menanggapi intervensi apa pun yang bertujuan untuk merebutnya kembali.
Mujahid mengatakan bahwa jika AS bersikeras untuk mengambil kembali peralatan militer, Kabul berhak mengharapkan mendapatkan ganti rugi perang yang besar atas konsekuensi yang telah dialami warga Afghanistan selama konflik dua dekade terakhir.
Sebuah laporan Departemen Pertahanan AS mendapati bahwa Washington menyediakan peralatan senilai $18,6 miliar untuk Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan dari 2005 hingga 2021.
Perangkat keras bernilai sekitar $7 miliar masih berada di Afghanistan selama penarikan mundur pasukan, termasuk pesawat, amunisi udara-ke-darat, kendaraan militer, persenjataan, peralatan komunikasi, dan material lainnya.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infopeluang.com dan Ekonominews.com
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Lingkarin.com dan Kontenberita.com
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallokaltim.com dan Apakabarbogor.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, silahkan klik Persrilis.com atau Rilispers.com (150an media).
Untuk harga paket yang lebih hemat klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional).
Kami juga melayani publikasi press release di jaringan Disway Group (100an media), dan ProMedia Network (1000an media), serta media lainnya.
Untuk informasi, hubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 08557777888, 087815557788, 08111157788.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Sumber Berita: Voaindonesia.com