24JAMNEWS.COM – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis laba BUMN bisa mencapai Rp250 triliun hingga akhir 2023.
Erick menjelaskan, laba BUMN tidak bisa dibandingkan secara proporsional dengan tahun sebelumnya.
Sebab, terdapat laba yang berasal dari restrukturisasi PT Garuda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Terlepas dari tekanan harga komoditas terus menurun, mungkin total profit itu saya rasa tidak bisa dibandingkan secara apple to apple (dengan 2022)”.
“Rp303 triliun di tahun lalu, kan Rp50 triliunnya (laba dari) restrukturisasi Garuda.”
Baca artikel lainnya di sini :Tim Ekonom Bank Mandiri Proyeksikan Perekonomian Indonesia Tumbuh di 5,04 Persen di 2023
Baca Juga:
Penjelasan KPK Terkait Sebanyak 52 Pejabat Kabinet Merah Putih yang Disebut Belum Serahkan LHKPN
Sekjen Hasto Kristianto Beri Penjelasan Soal Mantan Pacar Kaesang Pangarep Gunakan Jaket PDIP
Siram Pakai Air Panas hingga Punggung Bayi Melepuh, Pengasuh Daycare di Depok Jadi Tersangka
“Jadi di tahun ini, Rp250 triliun mestinya dapat,” ujar Erick dalam temu media di Jakarta, Selasa, 19 Desember 2023.
Erick mengatakan, sumber laba BUMN berasal dari efisiensi belanja nodal dan biaya operasional.
Termasuk semua BUMN yang ada di dalam holding seperti PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN.
Lihat juga konten video, di sini: LSI Denny JA Sebut Dua Faktor Elektabilitas Gerindra Melampaui PDIP, Salah Satunya Faktor Internal Prabowo
Baca Juga:
Warga Kabupaten Bekasi Geger Akibat Penemuan Kerangka Manusia Laki-laki dengan KTP Perempuan
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Dukung Proyek-proyek Infrastruktur untuk Program Pemerintah, PT Wijaya Karya Tbk Lakukan Refocusing
Dari 13 perusahaan dalam Holding Perkebunan, diperkecil menjadi empat perusahaan.
Hal tersebut juga terjadi pada PT Angkasa Pura yang sedang dalam proses merger.
“Alangkah indahnya kalau kayak Angkasa Pura, sekarang negosiasi sudah half done, mungkin Februari-Maret (2024) jadi satu,” kata Erick.
Dengan perolehan laba tersebut, Erick mengatakan, kontribusi BUMN kepada negara dalam bentuk dividen dipastikan tetap optimal.
Namun demikian, Erick belum bisa memberikan detail BUMN yang memberikan kontribusi dividen, karena angka akhirnya masih menunggu hasil audit.
“Kalau kemarin Bu Sri Mulyani (Menteri Keuangan), terima kasih, buat statement Rp81,1 triliun, padahal waktu itu mestinya enggak sampai segitu.”
“Tahun depan kita coba di Rp84,5 triliun,” ujarnya.***